Dalam hidup semua pasti berpasangan
Bangun dan terjatuh, bahagia dan kesedihan, perempuan dan laki-laki, kejujuran dan kebohongan, datang dan pergi, pertemuan dan perpisahan, hidup dan mati, sehat dan sakit, bergerak dan berdiam, teman dan musuh dan sebagainya.
Bagaimana ketika dihadapkan dengan sebuah pertemuan yang juga satu paket bersama dengan perpisahan? Bagaimana jika dihadapkan dengan bahagia yang ternyata membawa kesedihan? Bisakah pertemuan dan bahagia disatukan? Tentu tidak.
Tuhan begitu adil dengan memberikan berbagai macam perasaan.
Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan, jika ada perpisahan selanjutnya akan ada proses pembelajaran. Tapi, apakah menerima sebuah perpisahan itu mudah? Apalagi dengan alasan yang sangat tidak masuk akal, pasti perasaan terasa campur aduk, tidak terima, sedih, marah dan segalanya.
Menurutku, cara terbaik menghadapi perpisahan adalah menerimanya, ya menerima.
Daripada kita mencaci maki orang, menangis semalaman, marah-marah, menerima terlihat lebih baik, meskipun sulit tapi itu yang paling ampuh.
Berdamai dengan diri sendiri, ikhlas untuk menerima kenyataan terpahit dalam hidup.
You have to know, every pain has lesson, so grow up with the pain will make you a good person.
Terkadang cara yang terlihat sulit justru adalah cara yang paling tepat.
So, kalo sekarang kamu lagi mengalami perpisahan, enjoy the process but don't make the stupid things. Get up and find your happiness!
Jumat, 14 Juli 2017
Rabu, 05 Juli 2017
Kedewasaan Seseorang
Kedewasaan merupakan pola pikir seseorang. Setiap manusia pasti ingin memiliki pasangan hidup yang memiliki tingkat kedewasaan cukup matang. Bukan hanya untuk pasangan hidup, dalam hubungan pertemanan saja membutuhkan kedewasaan.
Banyak yang bilang semakin bertambah umur semakin pula dewasa, tapi apakah benar adanya?
Kedewasaan tidak bergantung pada seberapa besar angka yang menjadi penanda dalam hidup.
Pada kenyataan hidup yang ada bahwa umur tidak menjamin kedewasaan. Beberapa kasus membuktikan bahwa seseorang yang memiliki umur jauh lebih muda dapat menghadapi sebuah masalah dengan baik daripada orang lain yang jauh lebih tua.
Sebenarnya, menurutku, seseorang dapat menjadi dewasa melalui pengalaman yang dialami, bagaimana cara menghadapi tekanan-tekanan yang ada dengan tenang tanpa menyalahkan orang lain.
Lalu bagaimana cara mengetahui kedewasaan seseorang?
Dengan maraknya sosial media sekarang mempermudah untuk mengetahui kedewasaan seseorang, melalui apa yang sering di-share dalam sosial medianya. Jika di sosial media hanya terdapat curhatan kehidupan pribadinya cukup membuktikan tingkat kedewasaannya.
Seorang yang dewasa tidak akan mencurahkan seluruh kehidupan pribadinya ke sosial media, terlebih yang dituliskan merupakan sebuah keluhan dan parahnya membeberkan setiap problema hidup, tentu itu bukan tindakan yang bijak.
Bicara soal kedewasaan seseorang memang tidaklah mudah, banyak teori-teori lainnya. Tapi, dalam kehidupan kita bisa mendapatkan sikap dewasa melalui ketenangan dalam menghadapi sebuah masalah dan kita bisa menilai seberapa dewasa orang di sekitar kita.
Langganan:
Postingan (Atom)